Bang Hatta Taliwang “TAP MPR KOK TIDAK BERNOMOR.?”

- Jurnalis

Jumat, 31 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TAP MPR KOK TIDAK BERNOMOR?

Hikmah Silaturahmi ke Senior Tiga Zaman (2)

Jakarta – harianlombok.com, Adapun pokok-pokok pikiran dalam UUD 1945 yang di-‘kudeta’ oleh _National Democratic Institute_ (NDI) dibantu Koalisi Ornop Untuk Konstitusi Baru pada dekade 1999 – 2002 (empat kali amandemen), antara lain sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, judul konstitusi diubah dari UUD 1945 menjadi ‘UUD NRI 1945’. Terdapat tambahan tiga huruf ‘N-R-I’ di sela-sela ‘UUD & 1945’. Pertanyaan muncul, “Kenapa tidak sekalian dinamai UUD 2002 karena disahkan pada 10 Agustus 2002?” Memang belum ada jawaban pasti tentang itu. Namun, kuat diduga bahwa masih digunakannya judul UUD (NRI) 1945 dengan tambahan NRI semata-mata agar tetap mendapat _back up_ TNI-Polri serta berbagai elemen bangsa lainnya. Mengapa? Sebab, di setiap berdirinya ormas, misalnya, atau perkumpulan tertentu di masyarakat selalu terdapat poin ikrar kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945, khususnya doktrin dalam lafas Sumpah Prajurit dan Tribrata di TNI-Polri.

Baca Juga :  KPK Dorong Penyelesaian Sengkarut Lahan di Gili Trawangan

Retorika selidik pun mencuat, “Apakah berarti doktrin TNI-Polri dalam lafas Sumpah Prajurit dan Tribrata untuk setia kepada Pancasila dan UUD 1945 dimanipulasi oleh kaum reformis (gadungan)?”

Kedua, dari sisi format bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan; Isi atau Batang Tubuh; Penjelasan; Aturan Tambahan; dan Aturan Peralihan. Sedangkan UUD NRI 1945 hanya berisi Pembukaan dan Batang Tubuh saja. Bagian tentang Penjelasan, hal-hal perihal Aturan Tambahan dan Aturan Peralihan, dihapus atau ditiadakan;

Ketiga, dari sisi bab bahwa UUD 1945 terdiri atas 16 bab, sementara UUD NRI 1945 memang terlihat 16 bab, tetapi ‘Bab IV’-nya kosong. Sungguh aneh bin ajaib, kenapa ada bab di konstitusi negara _kok_ bisa-bisanya kosong? Juga, bahwa UUD NRI 1945 hanya berisi 15 bab saja. Ada pengurangan bab, alias satu bab dihilangkan/dihapus;

Keempat, dari jumlah pasal bahwa UUD 1945 terdiri dari 37 pasal, sementara UUD NRI 1945 terdiri 74 pasal. Ada penambahan 37 pasal. Kendati secara sekilas, seperti terlihat 37 pasal antara keduanya (UUD 1945 dan UUD NRI 1945). Akan tetapi, pada UUD NRI 1945 banyak sub-pasal tambahan, misalnya, pasal 20A, 20B, ataupun pasal 33D, 33E, dan lain-lain sehingga jumlah pasalnya menjadi 74 butir;

Baca Juga :  Pangdam IX/Udayana "Hadir Ditengah Masyarakat, Babinsa Harus Mampu Memberi Solusi"

Kelima, menurut penelitian Prof Kaelan dari UGM bahwa 93% isi dari UUD 1945 telah diganti sehingga substansinya berubah menjadi individualis, liberal, dan kapitalistik;

Keenam, pada amandemen ke-4 tahun 2002, MPR sebagai Lembaga Tertinggi Negara telah diubah kedudukannya menjadi Lembaga Tinggi Negara. Ini berdampak, selain rakyat tidak lagi berdaulat, juga MPR tidak dapat lagi menerbitkan Ketetapan/TAP yang bersifat mengatur (regeling). Hal ini berakibat, bahwa setiap upaya perubahan konstitusi guna menyikapi fluktuatif lingkungan strategis selalu berujung _deadlock_ alias macet akibat ketiadaan pucuk piramida politik;

Ketujuh, TAP MPR yang mengesahkan UUD NRI 1945 pada tanggal 10 Agustus 2002 tidak memiliki nomor register alias tidak bernomor. Kenapa? Sebab, MPR telah di- _downgrade_ pada amandemen ke-4 sehingga ia tak lagi punya kewenangan _regeling_ alias mengatur. Dengan kondisi MPR kini, ada yang menyebut dengan istilah ‘bunuh diri massal ala reformasi’. Kenapa demikian, jika amandemen ke-1 (1999), ke-2 (2000), dan amandemen ke-3 (2001) itu ibarat ‘membunuh’ istri dan anak-anaknya, maka amandemen ke-4 (2002) si bapak justru bunuh diri pada sesi terakhir. Sekali lagi, istilahnya ‘bunuh diri massal’, sehingga gilirannya membuat nomor pada TAP MPR pun tidak bisa/tak mampu karena kedaulatan rakyat selaku ‘ruh’-nya MPR telah lenyap;

Baca Juga :  Jelang MotoGP, LKM Rinjani Sorot Tingginya Angka Penderita TBC di NTB

Demikian hikmah yang dapat dipetik dari silaturahmi ke senior tiga zaman. Dari kunjungan ke senior di atas, secara garis besar dapat diketahui, bahwa UUD 1945 memang benar – benar dikudeta secara senyap oleh NDI dibantu oleh tokoh-tokoh lokal yang tergabung dalam Koalisi Ornop Untuk Konstitusi Baru.

Tamat__

Berita Terkait

Modus Penipuan Atas Namakan Kodam IX/Udayanan, Ini Penjelasan Asintel Kasdam
Beredar Kabar Komisaris Pelindo Dirombak
Pj Gubernur NTB Dampingi Menteri P2MI Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Lombok Timur
Hasil Pemilihan Gubernur 2024 Cerminan Masyarakat NTB Inginkan Perubahan
Luthfi-Wahid Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Paslon Nomor 2, Iron-Edwin
Masyarakat Lotim Diminta Jangan Mudah Percaya Hasil Hitung Cepat Presisi
Bawaslu Lotim Gelar Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang
Menakar Kesetiaan dan Kepatuhan Kepada TGB

Berita Terkait

Sabtu, 28 Desember 2024 - 12:55 WIB

Modus Penipuan Atas Namakan Kodam IX/Udayanan, Ini Penjelasan Asintel Kasdam

Kamis, 12 Desember 2024 - 19:43 WIB

Pj Gubernur NTB Dampingi Menteri P2MI Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Lombok Timur

Sabtu, 30 November 2024 - 21:37 WIB

Hasil Pemilihan Gubernur 2024 Cerminan Masyarakat NTB Inginkan Perubahan

Jumat, 29 November 2024 - 18:16 WIB

Luthfi-Wahid Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Paslon Nomor 2, Iron-Edwin

Rabu, 27 November 2024 - 19:33 WIB

Masyarakat Lotim Diminta Jangan Mudah Percaya Hasil Hitung Cepat Presisi

Minggu, 24 November 2024 - 20:43 WIB

Bawaslu Lotim Gelar Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang

Minggu, 24 November 2024 - 02:33 WIB

Menakar Kesetiaan dan Kepatuhan Kepada TGB

Sabtu, 23 November 2024 - 10:30 WIB

Gen-Z Desak Paslon Luthfi-Wahid, Ratusan Pemuda Siap Menangkan Baju Ijo

Berita Terbaru