HARIAN LOMBOK – Perayaan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan pelaksanaan Istigosah Qubro dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dan dipusatkan di Masjid Agung Cianjur (20/2).
Acara dihadiri oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin, Kepala Staf Angkatan Darat Jend. TNI Dudung Abdurrahman, Wakil Gubernur Jawa Barat, Para Ulama, Haba’ib sewilayah Cianjur.
Sementara itu, Keluarga Besar jajaran KOREM 162/WB, juga mengikuti acara live / siaran langsung dari Cianjur dengan Hidmat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan pelaksanaan Perayaan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Kasrem 162/WB Kol. Inf Lalu Habiburrahim Wiradharma menyampaikan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara virtual tersiar seluruh Indonesia diprakarsai TNI Angkatan Darat khususnya di mana terpusat di daerah Cianjur.
dan kebetulan juga pada hari ini bapak wakil presiden juga hadir bersama Kasat.
Khususnya di jajaran korem 162 Wira Bhakti ini memang kita seluruh jajaran juga mengikuti kegiatan ini.
Adapun yang ingin kita harapkan dari pelaksanaan kegiatan memperingati isra mi’raj nabi besar muhammad shallallahu alaihi wasallam ini adalah kita sebagai masyarakat terutama keluarga besar daripada korem/162 bersama dengan masyarakat komponen bangsa lainnya berupaya untuk menciptakan suatu kondisi wilayah yang stabil.
Kemudian ini juga kita mengundang dari seluruh komponen bangsa, selain angkatan darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, hadir juga dari pihak Kepolisian dan tokoh agama, ustadz alim ulama termasuk juga masyarakat.
Hal ini merupakan wujud atau bentuk daripada sinergitas kita bersama dengan masyarakat maupun komponen bangsa lainnya untuk bisa menjalin silaturahmi maupun kebersamaan bersama. “jelas Kasrem”
Pada sesi yang sama, Ust.L. Lutfi Ghazali yang pada kesempatan tersebut memberikan tausyiah dihadapan para jemaah Masjid As Syuhada Komplek TNI AD Gebang menyatakan, tentara Nasional Indonesia kita dari pusat kemudian terkoneksi dengan seluruh Kodam seluruh korem bahkan sampai kodim.
Ini adalah salah satu upaya yang sungguh luar biasa untuk kemudian merekatkan tali silaturahim pertama, kemudian yang kedua hikmah dari tema kita tadi menyampaikan makna uraian peristiwa isra dan Mi’raj itu adalah bagaimana coba membangun satu energi bersama lewat Sholat.
Sholat adalah satu energi yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita dimana pelaksanaan sholat merupakan ketersambungan energi antar personil itu yang kita harapkan.
Karena energi Sholat adalah energi besar yang sumbernya langsung dari pusat energi yang ada di alam ini yaitu Allah, artinya energi itu adalah semangat semangat untuk kemudian membangun bangsa, semangat membangun negeri, semangat menjaga keutuhan, semangat menjaga perdamaian kemudian menciptakan satu kondisi yang aman sejahtera.
Tugas pokok daripada TNI sebagaimana kit ketahui, hari ini kita berupaya kita memiliki energi dan kekuatan tapi juga tidak lupa berdoa kepada Allah.
Intinya bahwa peringatan ini berrujuan untuk mengembalikan energi yang kita miliki kepada pusat energi yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala, kita memohon kepada Allah kemudian mengupayakan lewat Sholat dan Doa yang akan diijabah Allah SWT .
Program yang ada pada jajaran TNI untuk merekatkan hubungan itu tadi dan menyebarkan energi positif bagi kemaslahatan bersama, kira-kira Sholat itu sebagai wadah untuk kemudian memancing energi
Sholat itu juga butuh motivasi Sehingga dalam panggilan adzan saja orang ketika mengucapkan hayya ala Sholah itu kemudian kita menjawab la haula wala quwwata illa Billah artinya butuh kekuatan yang diberikan Allah, butuh energi besar untuk melaksanakan Sholat.
Maka begitulah yang harus kita butuhkan untuk membangunkan kewajiban kita kepada bangsa dan negara, terciptanya kondisi yang bagus terciptanya kondisi yang aman menentukan seberapa khusyuk kita Sholat, enggak mungkin kita bisa Sholat Khusuk kalau keadaan negeri kita tidak kondusif.
Maka kehadiran TNI seperti yang sama – sama kita jalankan hari ini, yaitu merekatkan hubungan antar semua komponen sebagai bagian dari upaya menjaga kondisi bangsa dan menjaga agar kita bisa beribadah dengan tenang juga kepada Allah subhanahu wa ta’ala, papar Ust.Ahmad Lutfi. *