LOTIM -(HL) – Wali murid Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Lombok Timur mengeluhkan penerapan ujian semester menggunakan handphone (HP), bahkan Para orang tua mengalami kebingungan lantaran harus membeli HP berbasis android agar anaknya bisa mengikuti ujian semester.
“Wali murid banyak yang keberatan, termasuk saya sendiri bingung, mikir uang dari mana untuk membeli HP baru,” beber Amaq Adit. salah satu wali murid asal Kecamatan Sakra Timur kepada awak media . Selasa (07/06)
Lebih-lebih HP yang bisa digunakan untuk mengikuti ujian semester, tidak sembarang HP, tapi harus HP dengan spesifikasi tertentu yang ia dirasa memberatkan wali murid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Harus HP bagus, minimal ram dua dan harganya mahal. Sampai sekarang saya belum bisa beli, pekerjaan saya hanya buruh tani,” keluhnya.
Ia menjelaskan bahwa memang, pihak sekolah memberikan keringan dengan memperbolehkan para siswa untuk meminjam hp ke keluarga, atau tetangga, namun itupun ia rasakan cukup berat. Karena belum tentu mereka mau meminjamkan hpnya.
“Memang ada alternatif untuk meminjam HP ke saudara dan sebagainya, tapi itu sulit. HP siapa juga yang mau dipinjam hpnya untuk ujian semester anak sekolah, selain punya orang tuanya sendiri, kalau harus cari pinjaman,” imbuhnya.
Satu sisi dirinya merasa kasihan anaknya merengek minta dibelikan HP, karena sebagian temannya sudah punya HP. Jadi mereka bisa latihan dengan mudah. Sementara yang belum punya jadi minder.
Karena pelaksanaan ujian semester dikatakan sudah cukup dekat, dirinya sekarang kebingungan mencari solusi agar anaknya bisa ikut ujian semester dengan lancar.
“Tetangga sata juga bingung, sebab belum bisa membelikan HP untuk anaknya,”bebernya.
Hal senada juga disampaikan Amaq Jenah wali murid di salah satu SD di Kecamatan Sakra Timur, dirinya merasa keberatan dengan penerapan ujian semester berbasis android tersebut. Selain harus mencarikan HP untuk anaknya, dirinya khawatir anaknya kecanduan main HP.
“Saya juga heran, kan anak masih SD, masih kecil tapi kenapa sekolah menerapkan ujian menggunakan HP. Kan anak yang sudah SMP saja banyak yang dilarang orang tuanya memegang HP,” terangnya
Semua wali murid menolak, bahkan kata dia di salah satu SD di sakra timur semua orang tua siswa ribut bagaimana caranya mencarikan Handphone untuk anaknya yang dimana sebagian besar wali murid siswa tersebut adalah buruh kasar.
“Sebenarnya kami tidak keberatan, tapi kondisi kami saat ini memang sedang parah sebagian besar pendapatan kami menurun sejak Covid-19 yany lalu, seandainya saya sedang di rantauan, bisa saya belikan anak saya handphone, tapi kondisi saat ini kan semua pada di tutup, seperti malaysia dan lainnya,” ujarnya.
Ia berharap perhatian dari pemerintah jangan semau-maunya buat aturan tanpa melihat kondisi rakyat yang sedang kesusahan.
“Kami wali murid di Sekolah Dasar di sakra timur berharap sistem ujian ini dikembalikan seperti semula memakai sistem manual,” tutupnya. (Red)