Angkat Stafsus dan Bubarkan BPPD, Pemerintahan SMART Dinilai Coba-coba

- Jurnalis

Sabtu, 12 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Eksekutif Lembaga Transparansi Kebijakan (Lens@) Rakyat, H. Hafsan Hirwan, S.H,. (Foto: HarianLombok.com).

Direktur Eksekutif Lembaga Transparansi Kebijakan (Lens@) Rakyat, H. Hafsan Hirwan, S.H,. (Foto: HarianLombok.com).

LOMBOK TIMUR – Kebijakan bupati Lombok Timur (Lotim) Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Haerul Warisin mengangkat staf khusus (Stafsus) dan membubarkan badan promosi pariwisata daerah (BPPD) dianggap kontraproduktif oleh berbagai kalangan. Sebagian menyoroti kebijakan itu dinilai sebagai sikap uji coba pengambilan kebijakan dan hanya untuk menyenangkan para tim sukses (timses)-nya hanya sesaat saja.

Menurut kajian Direktur Eksekutif Lembaga Transparansi Kebijakan (Lens@) Rakyat, H. Hafsan Hirwan, S.H, kebijakan yang diambil itu diyakini tidak akan bersifat permanen. ‘’Nanti setelah kebijakan tersebut sampai ke pemerintah pusat, dan kemudian pemkab Lotim ditegur, maka pemerintahan SMART bisa mengevaluasinya lagi,’’ kata Hafsan. Itu artinya, menurut Hafsan, bupati hanya memberikan kesenangan sebentar kepada timsesnya yang merasa telah membantu kemenangannya saat pilkada beberapa waktu lalu.

Demikian halnya dengan kebijakan membubarkan BPPD, yang kemudian diganti dengan seorang stafsus bidang pariwisata. ‘’Logika berpikir dari mana yang membenarkan kinerja sebuah badan/lembaga dengan instrumen lengkap akan bisa tergantikan dengan hanya seorang stafsus?’’ tanyanya. Parameter kinerja sebuah lembaga tentu tidak bisa disamakan dengan hanya seorang stafsus.

Hal yang menggelitik bagi Lens@ Rakyat, kata Hafsan, yakni ketika secara sadar bupati Haerul Warisin tidak mengindahkan larangan pemerintah pusat untuk mengangkat stafsus, sebab akan membebani anggaran di tengah ikhtiar efisiensi anggaran, apalagi stafsus dengan kinerja yang tidak terukur.

‘’Hebat pemerintahan Iron-Edwin ini, berani menabrak kebijakan pemerintah pusat,’’ katanya, sementara keberadaan BPPD yang merupakan lembaga ad hoc pemerintah daerah yang dipayungi Perpres malah dibubarkannya.

Lens@ Rakyat juga menyoroti pengukuhan kepala pasar (Kapas) di Lotim yang juga mengakomodir para timses. Ini pun dinilai juga coba-coba, sekadar buat menyenangkan timsesnya. Buktinya, sebagaimana diungkapkan bupati saat melantik para Kapas tersebut, saat kinerja mereka dinilai tidak signifikan, maka mereka akan dievaluasi dalam tiga bulan pertama. Yang lebih seru lagi, menurut prediksi Hafsan, saat nanti mereka yang ditunjuk sebagai stafsus atau Kapas tersebut tak sesuai ekspektasi, lalu bupati mengganti mereka dengan yang lebih profesional dan sesuai tatanan normatif, maka timsesnya diprediksi akan teriak. ‘’Itulah sebabnya maka penempatan seorang timses tersebut sebaiknya sesuai kompetensinya, bukan hanya dilandasi balas budi dan balas dendam politik,’’ sambungnya.

Baca Juga :  Sambut Ramadhan 1445 H, Lapas IIB Selong Gelar Coffe Morning Bersama Media 

Lens@ Rakyat memiliki catatan rapi, saat Haerul Warisin menjadi Wakil bupatinya H. Ali Bin Dachlan. Saat itu pemerintahan Al Khaer (Ali kance Haerul) juga senang mengambil kebijakan coba-coba. Beberapa pejabat eselon dua saat itu diganti karena dendam politik atau karena like or dislike. Namun saat ditegur oleh pemerintah pusat, maka pejabat yang sebelumnya dilantik tersebut akhirnya dikembalikan ke posisi semula. ’’Kami khawatir pengalaman yang dulu itu akan berulang kembali,’’ kata Hafsan.

Menurut prediksi Lens@ Rakyat, kebijakan yang telah diambil oleh bupati dalam beberapa pekan terakhir setelah dilantik tersebut berpotensi akan gaduh kembali saat mutasi besar-besaran pejabat eselon dua dan tiga dalam waktu dekat ini. ‘’Kami tahu daftar usulan nama-nama yang telah ditandatangani bupati telah sampai ke pemerintah pusat untuk dimintai rekomendasi. Mudahan-mudahan KemenPANRB atau BKN lebih cermat meneliti daftar usulan yang akan dimutasi di Lotim itu,’’ katanya.

Satu hal yang diprediksi akan bikin gaduh saat nanti mutasi, kata Hafsan, yakni persoalan fungsional. ‘’Memang tidak boleh ada nonjob, tetapi istilahnya dikembalikan ke fungsional,’’ katanya. Pejabat struktural yang berasal dari guru akan dikembalikan jadi tenaga pendidik/guru, yang berasal dari perawat kesehatan akan kembali jadi perawat, yang dari penyuluh pertanian akan kembali ke penyuluh. ‘’Para pejabat yang difungsionalkan tersebut akan mengalami gangguan psikis yang serius,’’ kata Hafsan.

Baca Juga :  Penanganan Dugaan Kasus Korupsi PDAM Lotim Dihentikan, LSM Garuda Indonesia Datangi Kejagung

Tapi Hafsan mengangkat topi jika pemkab Lotim akan mengambil sikap mengikuti aturan kepegawaian dari atas. ‘’Kalau ternyata ada pejabat yang difungsionalkan tersebut adalah timses yang kemarin berjuang berdarah-darah sampai mengeluarkan beragam daya, tenaga dan dana dalam perjuangan memenangkan Iron-Edwin, maka itulah sumber kegaduhan yang di luar prediksi,’’ ucapnya.

Semestinya SMART, demikian saran dan rekomendasi Lens@ Rakyat, agar pelaksanaan pemerintahan kondusif dan tidak gaduh, maka harus berkolaborasi. ‘’Ingatlah, hanya sekitar 33 persen pemilih SMART pada Pilkada 2024 lalu, yang berarti 67 persen merupakan warga dan timses dari bangku sebelah,’’ katanya mengingatkan. ‘’Jangan sampai kapal oleng, apalagi tenggelam, kapten !!!’’ demikian Hafsan.***

Berita Terkait

Sebanyak 308 Narapidana Lapas Kelas II B  Selong Mendapatkan Remisi di Momen Idul Fitri 1446 H 
Sikapi Demo Tolak Pengesahan UU-TNI, Sejumlah Komponen Menyatakan Dukungan
Kabid Pemberdayaan UKM dan PPK Respons Cepat, Tindak Lanjuti Temuan Bupati Usai Sidak di PLUT Lombok Timur
Wakil Bupati dan Kejaksaan Lombok Timur Pastikan Bantuan Sembako Rp 40 Miliar Tepat Sasaran
Dinas Perdagangan Lombok Timur Targetkan Penyaluran 20 Ribu Paket Sembako per Hari
Dukung Kesejahteraan Masyarakat, Pangdam IX/Udayana Resmikan Sumur Bor diKSB
Pemotongan Anggaran Pusat Pengaruhi Realisasi Program PTSL di Lotim
Bupati Lombok Timur Tegaskan SPAM Pantai Selatan Harus Dimanfaatkan Secara Optimal
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 15:19 WIB

Angkat Stafsus dan Bubarkan BPPD, Pemerintahan SMART Dinilai Coba-coba

Jumat, 28 Maret 2025 - 01:08 WIB

Sikapi Demo Tolak Pengesahan UU-TNI, Sejumlah Komponen Menyatakan Dukungan

Jumat, 21 Maret 2025 - 15:31 WIB

Kabid Pemberdayaan UKM dan PPK Respons Cepat, Tindak Lanjuti Temuan Bupati Usai Sidak di PLUT Lombok Timur

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:19 WIB

Wakil Bupati dan Kejaksaan Lombok Timur Pastikan Bantuan Sembako Rp 40 Miliar Tepat Sasaran

Selasa, 18 Maret 2025 - 22:46 WIB

Dinas Perdagangan Lombok Timur Targetkan Penyaluran 20 Ribu Paket Sembako per Hari

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:28 WIB

Dukung Kesejahteraan Masyarakat, Pangdam IX/Udayana Resmikan Sumur Bor diKSB

Kamis, 13 Maret 2025 - 19:37 WIB

Pemotongan Anggaran Pusat Pengaruhi Realisasi Program PTSL di Lotim

Selasa, 11 Maret 2025 - 05:13 WIB

Bupati Lombok Timur Tegaskan SPAM Pantai Selatan Harus Dimanfaatkan Secara Optimal

Berita Terbaru