Jalur Selat Lombok dan Tujuh Fakta Strategis Dunia, 640 Triliun Pertahun Jangan Dibuang

- Jurnalis

Senin, 16 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selat Lombok: 7 Fakta Strategis yang Menyimpan Potensi Ekonomi Rp 640 Triliun Per Tahun. (Foto: Harian Lombok/Ach. Sahib).

Selat Lombok: 7 Fakta Strategis yang Menyimpan Potensi Ekonomi Rp 640 Triliun Per Tahun. (Foto: Harian Lombok/Ach. Sahib).

HARIAN LOMBOK – Banyak yang tidak memahami bahwa Selat Lombok bukan merupakan “Garis Batas alami antara pulau Bali dan Lombok”,  akan tetapi selat ini adalah “Jalur lintas Iaut Internasional sebagai aset vital dunia”, di mana  tempat bertemunya “Arus perdagangan internasional, Keanekaragaman hayati global, dan Sistem arus laut yang memengaruhi iklim bumi.

Tujuh  fakta yang Mendasar sehingga Jalur Perairan Selat Lombok menjadi sangat penting dan strategis bagi kepentingan Transfortasi laut dan hal yang lain bagi dunia.

1. Jalur Pelayaran Internasional: “Pintu Belakang”  Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikutip dari ejurnal.pip-semarang.ac.id, setiap hari, minimal 100 kapal dari berbagai negara melintasi Selat Lombok, termasuk kapal-kapal besar yang tidak bisa masuk ke Selat Malaka karena keterbatasan kedalaman. Selat ini masuk dalam ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia) dan menjadi rute alternatif strategis dunia, terutama bagi kapal-kapal barang yang datang dari Australia, Indonesia bagian timur, hingga Jepang dan Korea Selatan.

Karena fungsinya yang vital tapi kurang ramai dibanding Selat Malaka, Selat Lombok dijuluki sebagai “pintu belakang Indonesia” dalam jalur logistik internasional.

Baca Juga :  Jelang MotoGP, LKM Rinjani Sorot Tingginya Angka Penderita TBC di NTB

2. Kapal Asing Angkut Barang Rp 640 Triliun per Tahun

Mengutip Jurnal Bakorkamla (2020) dan riset Kementerian Perhubungan, sekitar 3.900 kapal asing melintasi Selat Lombok setiap tahun. Kapal-kapal ini mengangkut lebih dari 140 juta ton barang bernilai total USD 40 miliar (sekitar Rp640 triliun).

Muatan tersebut meliputi gas alam cair (LNG), minyak mentah, batu bara, hingga kontainer industri. Selat ini menjadi arteri penting perdagangan global antara Pasifik dan Samudra Hindia.

3. Pengatur Iklim Dunia Lewat Arus Laut Dalam

Berdasarkan riset Indonesian Throughflow (ITF) oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan LIPI, Selat Lombok menjadi salah satu jalur utama arus laut yang mengalir dari Pasifik ke Hindia. Arus ini menyumbang sekitar 2,6 hingga 10,7 Sverdrup — satuan arus laut besar — yang sangat memengaruhi suhu laut, curah hujan, dan sirkulasi termohalin dunia.

Singkatnya, suhu lautan dan musim tanam di banyak negara sangat dipengaruhi oleh stabilitas arus laut yang mengalir lewat Selat Lombok.

4. Lebih Dalam dari Selat Malaka dan Sudah Punya Jalur Aman TSS

Dengan kedalaman mencapai lebih dari 250 meter, Selat Lombok jauh lebih dalam daripada Selat Malaka (yang rata-rata 25–50 meter). Karena lalu lintas padat dan risiko tabrakan meningkat, pada 1 Juli 2020, Indonesia mulai menerapkan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Lombok, berdasarkan keputusan International Maritime Organization (IMO) pada 2019.

Baca Juga :  Berkarier dari Pemkab Lobar Kepusat, Kini Niqman Zahir Masuk Bursa Pj Gubernur NTB

TSS adalah sistem jalur pelayaran dua arah (kanan-kiri) yang sudah digunakan di selat-selat penting dunia, seperti Channel Inggris dan Selat Hormuz.

5. Penyumbang Emisi Karbon tapi Berpotensi Jadi Energi Bersih

Menurut data dari Marine Spatial Planning & Environmental Management for ALKI II (2023), lalu lintas pelayaran di ALKI II (termasuk Selat Lombok) menghasilkan lebih dari 3 juta ton karbon dioksida (CO₂) per tahun. Meski demikian, Selat ini juga punya arus kuat dan stabil, yang membuatnya cocok untuk dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL).

Dengan inovasi teknologi, Selat Lombok bisa berkontribusi dalam transisi energi hijau Indonesia dan dunia.

6. Habitat Laut Paling Kaya di Dunia

Berdasarkan studi dari Coral Triangle Initiative (CTI), Selat Lombok termasuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle). Kawasan ini menjadi rumah bagi 76% spesies karang dunia dan 37% ikan karang yang telah tercatat.

Baca Juga :  Pantai Sekepung Makan Korban, Warga Aik Kakung Dikabarkan Tenggelam Saat Memancing

Bagi ilmuwan dan penyelam dunia, wilayah ini adalah surga biodiversitas laut — sekaligus laboratorium alam untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut tropis.

7. Zona Penelitian Bencana dan Konservasi Internasional

Selat Lombok berada di wilayah tektonik aktif dan telah menjadi lokasi pemantauan risiko gempa dan tsunami oleh BMKG serta badan-badan penelitian internasional seperti GEOMAR (Jerman) dan USGS (AS). Wilayah ini juga masuk perhatian organisasi konservasi laut karena sensitif terhadap kerusakan lingkungan, polusi, dan tumpahan minyak.

Itulah sebabnya, sejak pemberlakuan TSS, kawasan ini juga diusulkan sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) yang dilindungi secara internasional.

Dengan posisi strategis, kekayaan hayati, dan dampak ekologis global, Selat Lombok bukan hanya aset daerah tapi juga aset Internasional. Dunia menaruh perhatian pada selat ini, dan kita sebagai pemilik wilayahnya punya tanggung jawab untuk menjaga dan mengelolanya secara bijak.

Sudah saatnya pemerintah daerah untuk mulai memikirkan rencana memanfaatkan potensi reel dan strategis ini, jangan sampai kedepan ada pihak ketiga yang mencaplok peluang ini, sehingga masyarakat Lombok hanya menjadi penonton didaerah ini. ***

Penulis : Ach. Sahib

Berita Terkait

PPK Dinas Perdagangan Lombok Timur Selesaikan Administrasi, Tinggal Tunggu Proses BPKAD
Usulan Legalisasi Tambang Sekotong, Bupati Harus Pikirkan Meluasnya Pencemaran Dan Kerusakan
Hindari Tim Sergap BNNP NTB, Bandar Narkotika Sekotong Didapati Tewas Di Toilet Warga
Mutasi Jabatan Dilingkungan Korem 162/WB, Sejumlah Perwira Dapat Tugas Baru
Dua Asesor Unisco Datangi Beberapa Kawasan Geopark Rinjani Lakukan Revalidasi
Habis Upaya, Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Nelayan Asal Nipah
Korem 162/WB Pererat Silaturahmi dengan Awak Media NTB
Ditemukan Tewas di Jurang Rinjani, Tim SAR Mataram Siapkan Langkah Evakuasi
Berita ini 85 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 14:02 WIB

PPK Dinas Perdagangan Lombok Timur Selesaikan Administrasi, Tinggal Tunggu Proses BPKAD

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:48 WIB

Usulan Legalisasi Tambang Sekotong, Bupati Harus Pikirkan Meluasnya Pencemaran Dan Kerusakan

Kamis, 10 Juli 2025 - 13:05 WIB

Hindari Tim Sergap BNNP NTB, Bandar Narkotika Sekotong Didapati Tewas Di Toilet Warga

Rabu, 2 Juli 2025 - 09:58 WIB

Mutasi Jabatan Dilingkungan Korem 162/WB, Sejumlah Perwira Dapat Tugas Baru

Selasa, 1 Juli 2025 - 20:39 WIB

Dua Asesor Unisco Datangi Beberapa Kawasan Geopark Rinjani Lakukan Revalidasi

Selasa, 1 Juli 2025 - 15:27 WIB

Habis Upaya, Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Nelayan Asal Nipah

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:02 WIB

Korem 162/WB Pererat Silaturahmi dengan Awak Media NTB

Rabu, 25 Juni 2025 - 10:53 WIB

Ditemukan Tewas di Jurang Rinjani, Tim SAR Mataram Siapkan Langkah Evakuasi

Berita Terbaru

Kota Mataram

Banjir Kota Mataram, Tim SAR Evakuasi Di Sejumlah Titik

Senin, 7 Jul 2025 - 08:50 WIB